JAMBI YANG ASRI NAN INDAH

Gunung Kerinci Ketika waktu boring jalan-jalan aja sama teman

UNIVERSITAS JAMBI

Tempat Aku Menimba Ilmu

Sarolangun

Tempat dimana aku dibesarkan

JAMBI PARADISE

Salah satu tempat Wisata yang ada di Jambi

PERUMAHAN CITRA RAYA CITY JAMBI

Memiliki Impian dapat mempunyai Rumah di Citra raya city

Selasa, 27 Desember 2016

Fluida PDF

Download Powerpoint Hukum Newton

Rahasia Fisika-Tata Surya: Urutan Objek Terbesar di Tata Surya

1. Matahari
     Matahari adalah objek paling besar dalam tata surya kita, dengan diameter (pada ekuator) sepanjang 865.221 mil atau setara dengan1.392.140 km.
2. Planet Jupiter  dengan diameter 142.984 km
3. Saturnus dengan diameter 120.536 km
4. Uranus dengan diameter 51.118 km
5. Neptunus dengan diameter 49.000 km
6. Bumi dengan diameter  12.756 km
7. Venus dengan diameter 12.103 km
8. Mars dengan diameter 6.794 km
9. Satelit Alam Planet Jupiter Ganymede dengan diameter  5.262 km, dan
10. Satelit Alam Planet Saturnus Titan dengan diameter5.150 km
                Tentu sobat sekalian berpikir bagaimana para astronot mengukur diameter benda-benda berukuran besar. Disinilah fisika berperan. Fisika memang ditugaskan untuk mengukur nilai dan besaran yang sangat besar nilainya. Kebalikan dari Ilmu kimia mengukir benda-benda yang sangat kecil ukurannya.
                Cara mengukur benda-benda yang jauh dan besar ini adalah dengan asumsi-asumsi dengan nilai yang mendekati nilai sebenarnya. Namun satu hal yangperlu diingat bahwa tak ada pengukuran yang memiliki kebenaran yang pasti. Karena keterbatasan alat ukur. Bisa saja benda tersebut memiliki puluhan koma dibelakang angka utama namun tak dapat dituliskan karena terlalu banyak.
                Demo yo.. pengukuran harus memiliki besaran dan satuan. Karena besaran tanpa satuan takkan ada arti dan besaran dengan satuan yang salah akan menimbulkan definisi yang salah. Para ilmuan mengukur jarak dan massa benda yang bernilai besar  menggunakan kecepatan cahaya sebagai alat ukur. c = 3 x 108

                Jadi Satu Tahun Cahaya yang sering kita dengar memiliki jarak  satu tahun yang diperlukan cahaya  untuk menempuhnya. Jika kita tulis persamaannya maka kita kalikan banyaknya detik dalam satu tahun di kali kecepatan cahaya atau c.

Satu Tahun Cahaya = 3600 detik x 24 Jam x 365.25 x 3 x 108= 9,46728 x 1015 m

video pembelajaran fisika

Kamis, 22 Desember 2016

laporan praktikum jangka sorong



LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR I
JANGKA SORONG














 














Disusun Oeh:
Nur Fajri


LABORATORIUM FISIKA
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Alat ukur merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui ukuran berbagai macam hal atau benda yang ada disekitar kita. Ada macam-maca alat ukur yang sering kita temui seperti penggaris, jangka sorong, mikrometer skrup untuk mengukur panjang benda, timbangan untuk mengukur berat dan jam untuk mengukur waktu.
Alat ukur panjang disini tidak hanya mutlak untuk mengukur panjang benda saja. Pada penerapannya bisa digunakan untuk mengetahui kedalaman, diameter, keliling dan luas serta tidak terpaku pada satu benda.
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang dilengkapi dengan nonius sehingga tingkat ketelitiannya ada yang sampai 0,02 mm. Tanpa nonius, jangka sorong mempunyai nst skala utama adalah 1 mm dan batas ukur 150 mm. Penggunaan jangka sorong biasanya terlihat di bengkel-bengkel atau tempat-tempat yang memproduksi barang dengan detail dan tingkat presisi tinggi. Misalnya industri mesin yang membutuhkan ketelitian antara satu bagian dan bagian lainnya. Jangka sorong biasanya digunakan untuk mengukur diameter benda, baik dimensi dalam maupun dimensi luarnya.

1.2  Tujuan

1.      Dapat menghitung ketelitian jangka sorong.
2.      Dapat menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter daam, diameter luar, panjang dan kedalaman suatu benda.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

            Pengukuran adalah perbandingan suatu besaran dengan satuan yang dijadikan sebagai patokan. Dalam fisika, pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran-pengukuran yang sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa yang akan terjadi dapat diprediksi dengan kuat.
            Ketepatan hasil pengukuran ditentukan oleh ketepatan hasil melihat skala induk yang ada pada alat ukur. Kesalahan demikian dinamakan paralaks. Ketidakastian hasil pengukuran dapat bersumber pada keterbatasannya skala terkecil yang ada pada skala induk.
            Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang dilengkapi dengan nonius sehingga tingkat ketelitiannya ada yang sampai 0,02 mm. Tanpa nonius, janga sorong memiliki nst skala utama adalah 1 mm dan bata ukur 150 mm.
Bagian-bagian terpenting dari jangka sorong adalah:
o   Bagian tetap bersala panjang (rahang tetap),
o   Bagian yang dapat digeser-geser (rahang geser).
Kegunaan jangka sorong:
o   Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit/ diameter luar benda.
o   Untuk mengukur sisi dalam benda/diameter dalam benda,
o   Untuk mengukur kedalaman benda dengan cara menancapkan atau memasukan bagian pengukuran atau dengan memasukkan ujung batang yang dapat bergerak kedalam benda.
Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
o   Bacalah skala utama yang berimpit/ skala yang terdekat tepat didepan titik nol skala nonius.
o   Bacalah skaa nonius yang tepat berimpit denga skala utama.
o   Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan berikut:


Rounded Rectangle: H=skala utama + (skala nonius yang berimpit * 0,05 mm)
 



BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1  Alat dan Bahan
1.      Jangka sorong
2.      Silinder materi
3.      Tabung reaksi/ gelas ukur yang kecil
4.      Mistar

3.2  Prosedur Kerja
1.      Sebelum melakukan pengukuran diobservasi jangkka sorong yang akan digunakan. Diari batas ukur maksimum serta ketelitiannya.
2.      Dilakukan pengukuran dengan menjepitkan benda ukur antara rahang bawah untuk mengukur diameter luar dan panjang benda. Emudian dikencangkan skrup penahan dan dibaca skala yang ditunjukkan skaa utama + skala nonius.
3.      Dilakukan juga pengukuran diameter dalam benda, dikur dengan memasukkan rahang atas pada rongga benda tersebut. Dikencangkan skrup penahan dan dibaca skalanya.
4.      Kemudian dilaukan pengukuran kedalaman tabung reaksi atau gelas ukur dengan memasukkan ujung batang yang dapat bergerak kedalam benda ukur tersebut dan dikencangkan skrup penahan serta dibaca skala yang ditunjukkan.
5.      Dilakukan pengukuran masing-masing lima kali pengukuran untuk:
o   Diameter silinder luar,
o   Tinggi silinder materi,
o   Diameter dalam tabung reaksi,
o   Kedalaman tabung reaksi.
6.      Dicari isi silinder materi dan tabung reaksi.
7.      Dilaporkan hasil yang diperoleh beserta ketidakpastian mutlak dan ketidakpastian relatif.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Percobaan
a.       Diameter Luar Silinder Materi
No
SU
SN
H
1
11 mm
0 mm
11 mm
2
11 mm
0 mm
11 mm
3
11 mm
0 mm
11 mm
4
10 mm
16*0,05 mm
10,8 mm
5
10 mm
16*0,05 mm
10,8 mm

b.      Tinggi Silinder Materi
No
SU
SN
H
1
41 mm
0 mm
41 mm
2
41 mm
0 mm
41 mm
3
41 mm
0 mm
41 mm
4
41 mm
0 mm
41 mm
5
41 mm
0 mm
41 mm

c.       Diameter Dalam Tabung
No
SU
SN
H
1
13 mm
8*0,05 mm
13,4 mm
2
13 mm
8*0,05 mm
13,4 mm
3
13 mm
8*0,05 mm
13,4 mm
4
13 mm
8*0,05 mm
13,4 mm
5
13 mm
8*0,05 mm
13,4 mm

d.      Kedalaman Tabung Reaksi
No
SU
SN
H
1
147 mm
18*0,05 mm
147,9 mm
2
147 mm
19*0,05 mm
147,95 mm
3
147 mm
14*0,05 mm
147,7 mm
4
147 mm
16*0,05 mm
147,8 mm

147 mm
18*0,05 mm
147,9 mm

4.2  Pembahasan

Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Jangka sorong terdiri dari dua bagian, yaitu bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Pada percobaan ini, jangka sorong yang kita gunakan adalah jangka sorong yang memiliki ketelitian 0,05 mm. Dalam percobaan ini kami mengadakan pengukuran pada diameter luar, tinggi silinder materi, diameter dalam tabung reaksi dan kedalaman tabung reaksi. Masing-masing percobaan dilakukan sebanyak 5 kali.
Hasil pengukuran diperoleh dari pembacaan skala utama yang ditambah dengan nilai skala nonius yang sudah dikali dengan ketelitian jangka sorong. H = SU + (SN*0,05 mm)
Dari anaisis percobaan, kami telah menghitung rata-rata pengukuran sebanyak 5 kali. Pada pengukuran pertama, pada diameter luar silinder materi rata-rata pengukurannya adalah 10,92 mm, rata-rata ketidakpastiannya 0,528 mm dan jumlah angka penting yang didapat adalah 1. Kemudian ketidakpastian relatifnya yaitu 4,835% dan ketidakpastian mutlaknya 4,835.
Pada pengukuran kedua yaitu pengukuran tinggi silinder materi, rata-rata pengukurannya adalah 41 mm, rata-rata ketidakpastiannya adalah 0. Karena dari pengukuran yang dilakukan selama 5 kali mendapatkan hasil yang sama sehingga rata-rata ketidakpastiannya 0.
Pada pengukuran ketiga yaitu pengukuran diameter dalam tabung reaksi, rata-rata pengukuran yang didapat adalah 13,4 mm. Dan rata-rata ketidakpastiannya 0. Hal ini disebabkan karena hasil pengukuran yang didapat selama 5 kali adalah sama.
  Pada pengukuran keempat yaitu mengukur kedaaman tabung reaksi, rata-rata pengukuran yang didapat adalah 147,85 mm, rata-rata ketidakpastiannya 0,07 mm dan jumlah angka penting yang didapat adalah 3 angka penting. Kemudian ketidakpastian reatifnya adalah 0,047 % dan ketidakpastian mutlaknya 0,047.
Dari percobaan yang teah dilakukan, didapat hasil yang berbeda-beda dalam satu percobaan. Hal itu disebabkan oleh percobaan yang dilakukan oleh pengamat  yang berbeda, kondisi alat indera pengamat dan keadaan alat yang digunakan.


BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan

1.      Ketelitian jangka sorong dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu:
o   Selisih jarak antara nilai skala terkecil (nst) skala utama dengan skala terkecil pada skala nonius.
o   Nilai skala terkecil nonius =
n= banyak skala pada nonius
dengan perhitungan tersebut, maka didapatlah ketelitian jangka sorong pada percobaan ini yaitu 0,05 mm.

2.      Jangka sorong digunakan utuk mengukur:
o   Diameter luar silinder materi dengan cara menjepitkan silinder pada rahang bawah jangka sorong degn posisi silinder berdiri.
o   Tinggi silinder materi dengan cara menjepitkan silinder pada rahang bawah jangka sorong dengan posisi melintang.
o   Diameter dalam tabung dengan cara memasukkan rahang atas ketabung.
o   Kedalaman tabung reaksi dengan cara memasukkan tangkai jangka sorong kedalam tabungreaksi.