BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
1. Mempelajari
penggunaan Hukum-hukum Newton
2. Mempelajari
gerak beraturan dan berubah beraturan
3. Menentukan
momen inersia roda/katrol
Hukum-hukum Newton dapat digunakan untuk gerak lurus maupun gerak
melingkar. Selain itu persamaan-persamaan gerak lurus dapat pula diterapkan
dalam gerak melingkar. Dengan demikian, selalu ada kesetaraan antara
besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar dengan besaran-besaran dalam gerak
lurus.
Hukum II Newton
“Setiap benda yang
dikenai gaya maka akan mengalami percepatanyang
besarnya berbanding
lurus dengan besarnya gaya dan berbanding tebalik
dengan besarnya massa
benda.”
∑f = m a
Keterangan :
a = percepatan benda
(m/s2)
m = massa benda (kg)
∑f = Gaya (N)
Kesimpulan dari persamaan diatas yaitu arah percepatan benda sama dengan
arah gaya yang bekerja pada benda tersebut. Besarnya percepatan sebanding
dengan gayanya. Jadi bila gayanya konstan, maka percepatan yang timbul juga
akan konstan Bila pada benda bekerja gaya, maka benda akan mengalami
percepatan, sebaliknya bila kenyataan dari pengamatan benda mengalami
percepatan maka tentu akan ada gaya yang menyebabkannya.
Persamaan gerak untuk
percepatan yang tetap
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak
lurus suatu obyek, dimana dalam gerak ini kecepatannya tetap atau tanpa
percepatan, sehingga jarak yang ditempuh dalam gerak lurus beraturan adalah
kelajuan kali waktu.
s = v t
Keterangan:
s= jarak tempuh (m )
v = kecepatan ( m/s)
t= waktu ( s)
2. Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatuobyek, di mana
kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang tetap. Akibat
adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh tidak lagi linier melainkan
kuadratik. Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau
mulai dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada
percepatan (a = +) atau perlambatan ( a= −). Pada umumnya GLBB
didasari oleh Hukum Newton II
Vt = v0 + at
Vt2 = v02 + 2 a s
S = v0 t + a t2
Keterangan:
V0= kecepatan awal ( m/s)
vt= kecepatan akhir (m/s )
a = percepatan (m/s 2)
t = waktu (s)
s = jarak yang ditempuh (m)
Gerak Rotasi
Gerak melingkar atau gerak rotasi merupakan gerak melingkar suatu benda
pada porosnya pada suatu lintasan melingkar. Bila sebuah benda mengalami gerak
rotasi melalui porosnya, ternyata pada gerak ini akan berlaku persamaan gerak
yang ekivalen dengan persamaan gerak linier. Momen inersia merupakan
representasi dari tingkat kelembaman benda yang bergerak rotasi. Semakin besar
momen inersia suatu benda, semakin malas dia berputar dari keadaan diam, dan
semakin malas pula ia untuk mengubah kecepatan sudutnya ketika sedang berputar.
Sebagai contoh, dalam ukuran yang sama sebuah silinder yang terbuat dari sebuah
besi memiliki momen inersia yang lebih besar daripada silinder kayu. Hal ini
bisa diperkirakan karena terasa lebih berat lagi bagi kita untuk memutar
silinder besi dibandingkan dengan memutar silinder kayu.
Dengan memanfaatkan pengertian momen gaya, kita dapat mengadaptasi Hukum II
Newton untuk diterapkan pada gerak rotasi. Bentuk persamaan Hukum II Newton
adalah:
F=m.a
Dengan menganalogikan gaya dengan momen gaya, massa dengan momen inersia,
dan percepatan dengan percepatan sudut, akan kita temukan hasil adaptasi dari
Hukum II Newton dalam gerak rotasi sebagai berikut:
τ = I α
Keterangan:
τ = momen gaya (Nm)
I = momen inersia (Kg m2)
α = percepatan sudut (rad/s2)
BAB II
ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
1. Pesawat Atwood Lengkap
a. Tiang bersekala
b. Dua beban dengan tali
c. Beban tambahan (dua buah)
d. Katrol
e. Penjepit
f. Penyangkut beban
2. Jangka sorong
3. Stop watch
B. BAHAN
1. Kepingan
a. Massa 2 gr
b. Massa 4 gr
c. Massa 6 gr
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Gerak lurus beraturan
1. Timbangan beban
m1,m2,m3,(usahakan m1=m2)
2. Letakan beban m1 pada penjepit P
3. Beban m1
pada pejepit P
4. Catat kedudukan penyangkut beban B dan meja C (secara table)
5. Bila penjepit P
di lepas, m2 dan m3 akan dipercepat antara AB dan selanjutnya bergerak beraturan
antara BC setelah tambahan beban tersangkut di B. catat waktu yang diperlukan
gerak antara BC.
6. Ulangilah
percobaan di atas engan mengubah kedudukan meja C (ingat tinggi beban m2)
7. Ulangi percobaan
di atas dengan menggunakan beban m3 yang lain.
Catatan : Seama serangkaian pengamatan berlangsung jangan
mengubah kedudukan jarak antara A dan B.
B. Gerak lurus berubah beraturan :
1. Aturlah kembali seperti percobaan gerak lurus
beraturan
2. Catatlah kedudukan A dan B (secara table)
3. Bila beban M1 dilepas, maka m2 dan m3 akan melakukan
gerak lurus berubah braturan antara A dan B, catatlah waktu yang diperlukan
untuk gerak ini.
4. Ulangilah percobaan di atas dangan mengubah-ubah
kedudukan B catatlah selalu jarak AB dan waktu yang diperlukan.
5. Ulangilah percobaan diatas dengan mengubah beban M3.
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN
PERHITUNGAN
Setelah selesai menyelesaikan praktikum isilah tabel dibawah ini dengan
menggunakan rumus yang telah kalian pahami!!
Keadaan ruangan
|
P(cm)Hg
|
T(°C)
|
C(%)
|
Sebelum percobaan
|
|||
Sesudah percobaan
|
GLB (gerak lurus beraturan)
No.
|
Massa keping (gr)
|
s(cm)
|
t(s)
|
v(cm/s)
|
1
|
||||
2
|
||||
3
|
||||
x
|
||||
GLBB (gerak lurus
berubah beraturan)
No
|
Massa keping (gr)
|
s(cm)
|
t(s)
|
a(cm/s2)
|
v(cm/s)
|
I
|
|
1
|
|||||||
2
|
|||||||
3
|
|||||||
4
|
|||||||
x
|
|||||||
Sumber :
http://misbahul-elmi.blogspot.co.id/2013/02/teori-hukum-newton-ii-pesawat-atwood.htmlhttp://dittaleviosa.blogspot.co.id/2015/04/laporan-praktikum-fisika-dasar-pesawat.html
0 komentar:
Posting Komentar